Main Article Content

Abstract

Pengolahan kayu lamina yang memanfaatkan kayu kurang dikenal (lesser known species) merupakan salah satu langkah efisiensi pemakaian sumber daya hutan. Kayu lamina cukup pesat penggunaannya dan digunakan sebagai substitusi kayu gergajian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan membandingkan kadar air serta kerapatan kayu lamina dari jenis Malau dengan kayu solidnya serta untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis perekat (PVA dan UF) terhadap keteguhan lentur dan keteguhan patah kayu lamina.


Pengujian kadar air, kerapatan, keteguhan lentur dan keteguhan patah yang dilakukan berdasarkan standar DIN dengan 2 perlakuan yaitu perekat PVA dan UF. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 10 kali ulangan.


Hasil pengujian kayu lamina dengan perekat PVA menunjukkan nilai yang lebih baik bila dibandingkan dengan kayu lamina dengan perekat UF pada kondisi pengempaan dingin atau suhu kamar. Kadar air dan kerapatan kayu solid nilai rataannya lebih baik dibandingkan kayu lamina (PVA dan UF), tetapi tidak untuk keteguhan patah. Kayu lamina dengan perekat PVA sifat keelastisannya lebih baik daripada perekat UF sehingga PVA sangat cocok untuk keperluan pemakaian yang membutuhkan bentuk lengkungan seperti kursi.

Keywords

kayu lamina urea formaldehid Polivinil acetat

Article Details

How to Cite
Eva Nurmarini. (2014). PENGARUH PERBEDAAN PEREKAT TERHADAP HASIL AKHIR KAYU LAMINA DENGAN BAHAN BAKU KAYU MALAU (Palaquium quercifolium BURCKL). Buletin Loupe, 12(02), 107–112. https://doi.org/10.51967/buletinloupe.v12i02.142

References

    NULL