Pengawetan Perendaman Dingin dan Panas Dingin Kayu Trembesi (Albizia Saman) menggunakan Pengawet Boraks
DOI:
https://doi.org/10.51967/tanesa.v22i1.470Keywords:
Pengawetan rendaman dingin dan panas-dingin, kayu trembesi, pengawet boraksAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai retensi dan keefektifan bahan pengawet Boraks (Na2B4O7.10H2O) terhadap serangan rayap tanah (Subteranean termites) pada kayu Trembesi (Albizia saman) dengan metode pengawetan dan konsentrasi bahan pengawet yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi dan Pengawetan Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman Samarinda. Seluruh data diolah menggunakan pola percobaan 3 x 2 dalam rancangan faktorial acak lengkap dengan 10 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah kadar air, Kerapatan kering udara, kerapatan kering tanur, uji retensi, dan persentase uji kehilangan berat dengan menggunakan metode perendaman dingin, perendaman panas dingin dan konsentrasi 1%, 2%, dan 4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan kadar air kering udara Trembesi adalah 11,528% dengan koefisien variasi sebesar 4,445%. Nilai rata-rata kerapatan kering udara dan kerapatan kering tanur masing-masing adalah 0,460 g/cm3 dan 0,427 g/cm3 dengan koefisien variasi masing-masing sebesar 8,500% dan 8,364%. Konsentrasi bahan pengawet Boraks dan metode pengawetan berpengaruh sangat signifikan terhadap retensi bahan pengawet, semakin tinggi konsentrasi pengawet maka semakin tinggi pula nilai retensi nya. Metode perendaman panas dingin akan menghasilkan nilai retensi lebih tinggi dibanding metode perendaman dingin. Interaksi antara faktor konsentrasi dan metode pengawetan berpengaruh sangat signifikan terhadap retensi, dimana rataan nilai retensi tertinggi dan paling memberikan pengaruh terhadap perlakuan interaksi yang lain terdapat pada konsentrasi 4% dengan metode pengawetan panas dingin sebesar 2,662 kg/m3. Konsentrasi dan interaksi menunjukan adanya pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai kehilangan berat, sedangkan metode pengawetan menunjukan pengaruh yang sangat signifikan dengan nilai kehilangan berat terendah yang paling berpengaruh adalah perendaman panas dingin sebesar 1,484%. Namun perlakuan pengawetan secara umum telah mampu menurunkan kehilangan berat kayu. Persentase kehilangan berat contoh uji yang dihasilkan dalam penelitian diperoleh nilai dengan kisaran 1,339-3,678% untuk contoh uji yang mendapatkan perlakuan pengawetan, sedangkan contoh uji kontrol sebesar 9,573%. Nilai tersebut apabila dibandingkan dengan SNI 01-7207-2006 tentang uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu termasuk dalam kelas I (sangat tahan) sampai dengan kelas II (tahan), sedangkan untuk kontrol termasuk dalam kelas III (sedang). Sehingga dapat dikatakan bahwa kehilangan berat contoh uji yang telah diberi perlakuan cukup efektif untuk pencegahan dari serangan rayap tanah.
References
Abdurachman dan Jamaludin. M. 2013, Pemanfaatan Kayu Trembesi untuk Furnitur dengan Teknologi Laminasi, Botani Square IPB ICC, Bogor
Anonim, 2005. Pengawetan Kayu Ramah Lingkungan. Skripsi Sarjana Kehutanan. Samarinda. (Tidak Diterbitkan)
Anonim, 2007. Glue Laminated Timber. Japanese Agricultural Standard. MAFF, Final rev. Notofication No. 1152. Ministry Of Agriculture, Forestry and Fisheries. Japan.
Anderson. R.F. 1996. Forest and Shade Tree Entomologi. John Wiley and Sons. New York
Becker. G. 1976. Consecering Termite and Wood. Unosilv. Volume 28.No.III.FAO.Rome.
Borror. D. J. dan De Long. 1975. An Introduction to Study Insect Reinhartand Winston, New York
Dahlan, E.N. 2003. Karakteristik Anatomi dan Potensi Daun Trembesi (Albizia saman) di Ruas Jalan Kota Malang sebagai Akumulator Logam Berat Timbal (Pb). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Darmawan, O.T. 1980. Studi Tentang Penelitian Serangga Rayap pada Bangunan Rumah Kayu di Kotamadya Samarinda dan Sekitarnya. Skripsi Sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda (Tidak Diterbitkan)
Duljapar, K. 1996. Pengawetan Kayu. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Dumanauw.J.F. dan Virsarany. 1981. Mengenal Sifat-sifat Kayu Indonesia dan Pengunaanya
Dumanauw, J.F. 2001. Mengenal Kayu. PT Gramedia. Jakarta.
Ery, P. 2012. Proses Pengawetan Tanpa Tekanan Menggunakan Pengawet Biotermikill 100 EC pada Kayu Gmelina (Gmelina arborea ROXB) dan Uji Ketahanannya Terhadap Serangan Rayap Tanah (Subtheranian termites). Skripsi Sarjana Kehutanan. Samarinda (Tidak diterbitkan)
Haeruman, H. 1972. Rancangan Percobaan Bagian Pertama. Bagian Perencanaan Departemen Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan Bogor. IPB. Bogor.
Haygreen, J.G. dan J.L Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Hunt. G.M and G.A. Garratt. 1986. Pengawetan Kayu. CV Akademika Pressindo. Jakarta.
Martawijaya, A. 1974. Masalah Pengawetan Kayu di Indonesia. Kehutanan Indonesia Tahun I. Direktorat Jendral Kehutana, Jakarta.
Martawijaya, A. 1984. Pengawetan Lima Jenis Kayu Menurut Metode Perendaman Panas Dingin Oleh Baryl dan Pipin Permadi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
Nandika, D. R.R. Raffiudin, E.A. Husaeni, 1991. Biologi Rayap Perusak Kayu. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. IPB, Bogor.
Nandika. D.1995. Rayap dan Serangganya pada Bangunan Gedung. Makalah Penataran Superpisor Pengendalian Hama. Dinas Kesehatan-IPHAMI, Bogor.
Nandika, D. Y. Rismayadi dan F. Diba. 2003. Rayap, Biologi dan Pengendalian. Muhammadiyah University Press, Surakarta.
Nicholas, D.D. 1987. Kemunduran (Deteriorasi) Kayu dan pencegahannya dengan Perlakuan-perlakuan Pengawetan Jilid I dan II. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Prasetyo. K.W. dan S. Yusuf. 2005. Mencegah dan Membasmi Rayap secara Ramah Lingkungan dan Kimiawi. PT. Agro Media Pustaka, Bogor.
Priadi, T. dan Parwiyati. 2001. Keawetan dan Stabiltas Dimensi Kayu yang Diimpregnasi dengan Ekstrak Kulit Kayu Acacia mangium. Jurnal Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Supriana, N. 1975. Pengawetan Lima Jenis Kayu Menurut Metode Perendaman Panas Dingin Oleh Baryl dan Pipin Permadi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
Supriana, N. 1983. Ekologi Rayap Perusak kayu. Risalah pada Diskusi Pencegahan dan Penangulanggan Bahaya Rayap pada Bangunan dan Ikatan Arsitek Indonesia, Jakarta.
Suranto, Y. 2002. Bahan dan Metode Pengawetan Kayu, Kanisius. Yogyakarta.
Suryowinoto. 1997. Flora Eksotika Tanaman Peneduh. Yogyakarta : Kanisius.
Tarumingkeng. R.C. 1971. Biologi dan Mengenal Rayap Perusak kayu di Indonesia. Laporan No: 38. LPHH Bogor.
Yoesoef, M. 1977. Pengawetan Kayu I. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
The copyright of this article is transferred to Buletin Poltanesa and Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, when the article is accepted for publication. the authors transfer all and all rights into and to paper including but not limited to all copyrights in the Buletin Poltanesa. The author represents and warrants that the original is the original and that he/she is the author of this paper unless the material is clearly identified as the original source, with notification of the permission of the copyright owner if necessary.
A Copyright permission is obtained for material published elsewhere and who require permission for this reproduction. Furthermore, I / We hereby transfer the unlimited publication rights of the above paper to Poltanesa. Copyright transfer includes exclusive rights to reproduce and distribute articles, including reprints, translations, photographic reproductions, microforms, electronic forms (offline, online), or other similar reproductions.
The author's mark is appropriate for and accepts responsibility for releasing this material on behalf of any and all coauthor. This Agreement shall be signed by at least one author who has obtained the consent of the co-author (s) if applicable. After the submission of this agreement is signed by the author concerned, the amendment of the author or in the order of the author listed shall not be accepted.