Main Article Content

Abstract

Bambu merupakan salah satu HHBK unggulan Nusa Tenggara Barat. Disamping multi fungsi bambu yang tinggi maka terdapat beberapa kelemahan dari bambu antara lain : pengerjaan tidak mudah karena mudah pecah atau retak, mudah terserang serangga perusak kayu sehingga tidak tahan lama (tidak awet), variasi dimensi dan ketidakseragaman panjang ruasnya. Salah satu jenis bambu yang terdapat di Nusa Tenggara Barat adalah bambu petung (Dendrocalamus asper.Backer). Kawasan HKM desa Aik Bual merupakan salah satu kawasan di NTB yang terdapat bambu petung. Informasi identifkasi bambu penting untuk mengetahui karateristik bambu pada kawasan tersebut sedangkan informasi sifat fisika bermanfaat sebagai informasi kestabilan dimensi bahan bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karateristik dan sifat fisika bambu petung (Dendrocalamus asper.Backer). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi dan eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Karakteristik bambu petung : panjang ruas bagian pangkal 39,4-45,8 cm, bagian tengah 46-49 cm dan bagian ujung 46,4-57 cm; diameter batang pada bagian pangkal 6,69-9,25 cm, bagian tengah 5,79-8,32 cm dan bagian ujung 5,06-7,99 cm; ketebalan dinding batang pada bagian pangkal 1,62-2 cm, bagian tengah 1,16-1,57 cm dan bagian ujung 0,85-1,09 cm. Bambu ini baik digunakan untuk konstruksi dengan perlakuan pengawetan sebelumnya, jembatan, furniture bagian tertentu dan kerajinan. Sifat fisik bambu petung : kadar segar bambu petung 67,33% – 108,46 %, kadar air kering udara11,83% - 12,64%, berat jenis volume segar 0,57 – 0,69, berat jenis volume kering udara 0,65 – 0,78 dan berat jenis volume kering tanur 0,66 – 0,76.

Keywords

Bambu Konstruksi Sifat Fisika Bambu Petung

Article Details

How to Cite
Tri Wulandari, F. (2019). Karateristik dan Sifat Fisik Bambu Petung (Dendrocalamus asper. Backer) di Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Desa Aik Bual, Provinsi Nusa Tenggara Barat . Buletin Loupe, 15(01), 6. https://doi.org/10.51967/buletinloupe.v15i01.27

References

    NULL